gunakan hati

bertemu persimpangan bukan hal yang luar biasa

membuat keputusan adalah keharusan untuk tidak menunda

ketika hari ini saya melihat dunia, sedikit hati tergelitik dengan perasaan bahwa indahnya melakukan aktivitas dengan sepenuh hati. ketika beradu dengan keinginan, kelakuan, dan kenyataan yang terjadi, seringkali sejumlah pertanyaan menghujani kepala dengan meninggalkan keraguan luar biasa.

penasaran. cape. tapi ingin. tapi realita belum menerima idealita.

dalam hidup, kita melihat manusia sedemikian hebat dan sibuknya hingga 24 jam pun belum cukup untuk memuaskan hasrat penggalian pengetahuannya. we explore and explore all the time. we invent and invent all the time. the world is rolling, but then it left like that just by.

bayangkan. kalau jaman dulu Thomas Alva Edison harus menyalakan 1000 lampu sebelum akhirnya sebuah lampu pijar harapan pun berhasil, kini kita lihat bagaimana manusia rariweh untuk mematikan bohlam lampu dan menggantinya dengan lampu neon untuk mencegah global warming. yang lucu adalah, ternyata, teknologi belum segitunya mencintai dan memaknai nature life. kalau bumi rusak, ya itu berarti karena manusia…hmm, why on earth we do this all suicide thing?

tetapi Tuhan Maha Adil, beliau menciptakan manusia segitu indahnya dan membekalinya dengan akal untuk selalu berpikir. Dengan akal, kita bisa tahu bahwa lampu pijar memang tidak efektif, kemudian dikembangkan lagi menjadi lampu neon, lampu x, lampu y, dan lampu-lampu masa depan lainnya yang entah pasti akan semakin luar biasa.

kembali ke masalah hati. pernahkah terpikir, bahwa kadang kita lupa untuk merasakan apa yang kita kerjakan. Saya lupa merasakan kuliah. Saya lupa merasakan makan. Saya lupa merasakan bernafas. Saya lupa merasakan marah. Saya lupa merasakan senang. Saya lupa merasakan sedih. Saya lupa merasakan rasa. Saya lupa merasakan manusia.

Hei! itu semua ada RASA nya lho..it feels so HUMAN. kalian pernah tidak untuk berdiam sejenak dan merasakan betapa luar biasa istimewanya kita diberi kesempatan untuk menghirup makna dunia dibandingkan calon-calon kehidupan lainnya. kita memang istimewa, atau karena kebetulan saja? Yang jelas, Tuhan tidak pernah bermain dadu, dan kebetulan bukan bahasa di kamusNya.

menikmati apa yang kita lakukan harusnya memang lebih penting daripada melakukan sebanyak-banyak aktivitas tak bermakna. seringkali, kapitalisme dunia mengajarkan kita untuk berlari lebih cepat, lebih cepat lagi, dan lebih cepat lagi di trek persaingan pasar hingga entah tanpa sadar waktu berlalu dan kita tiba di akhir jaman tanpa pernah menabung apa-apa. hidup kita, belum berarti apa-apa. kita tidak meninggalkan apa-apa. kita tidak mengajarkan apa-apa. kita tidak merasakan apa-apa. ketika lelah berlari dan semakin tua, kita hanya terjatuh dan disalip oleh pelari-pelari lainnya yang lebih muda dan lebih matang.

sampai kapankah kita akan terus berlari. sampai kapankah jika memang tidak ada kepuasan yang eternal. tidakkah lebih indah jika kita berjalan santai, atau sesekali jogging pendek sambil melihat keindahan alam di kiri dan kanan jalan? tidakkah warna pelangi berhak untuk dilihat dan dipandang lebih dari sekedar sejenak sebagai bentuk syukur manusia dan pengingat akan kebesaran Tuhan?

Kita hanya mengenang kelelahan yang tidak signifikan. menutupi makna bahwa betapa berharganya perjalanan ketika hati digunakan, ketika rasa digunakan. ketika ultimate sense dipakai, manusia akan menjadi sangat manusia. semua yang dilakukan hanya untuk kebaikan, untuk beribadah kepada pencipta semesta. mendegarkan dan memaknai tanda-tanda kebesaran yang tersebar di antero jagat raya. Ini untuk kita.

Hati ada untuk merasa. maka, gunakanlah sebaik-baiknya untuk merasakan, dan untuk memanusiakan.

6 responses to “gunakan hati

  1. Dan ketika gw membaca tulisan ini pertama kali, gw langsung jatuh cinta pada RASA pertama….

    “menikmati apa yang kita lakukan harusnya memang lebih penting daripada melakukan sebanyak-banyak aktivitas tak bermakna. seringkali, kapitalisme dunia mengajarkan kita untuk berlari lebih cepat, lebih cepat lagi, dan lebih cepat lagi di trek persaingan pasar hingga entah tanpa sadar waktu berlalu dan kita tiba di akhir jaman tanpa pernah menabung apa-apa. hidup kita, belum berarti apa-apa. kita tidak meninggalkan apa-apa. kita tidak mengajarkan apa-apa. kita tidak merasakan apa-apa. ketika lelah berlari dan semakin tua, kita hanya terjatuh dan disalip oleh pelari-pelari lainnya yang lebih muda dan lebih matang.”

    Terimakasih Sha sudah mengingatkan, hal terpenting ini….

  2. yah makasih bu,, tulisannya bagus,,
    terkadang kita lupa menggunakan hati,,
    untuk bersyukur atas jutaan nikmat yang ditawarkan oleh-Nya,,,
    aku link yah blognya 😀

  3. pernah denger ungkapan ini?

    “banyak orang yang sekedar ‘hadir’ (present) ke dalam hidupnya,, dan hanya sedikit orang yang ‘terlibat’ (involve) ke dalam hidupnya..serta lebih sedikit lagi orang yang memaknai hidupnya”
    (gitulah kira2, gw ud agak lupa kalimat persisnya)

    moga kita bisa memaknai hidup kita,,

  4. Tuhan memang tidak bermain dadu..
    Tuhan hanya melempar dadu..berapa angka yang akan muncul, itu tergantung manusia..

    tanpa berpikir kita tidak akan bisa meRASA, seperti halnya orang tidur dan koma..
    tetapi tanpa meRASA kita masih bisa berpikir, seperti halnya robot..
    yah mungkin manusia sekarang sudah berubah menjadi robot..

  5. seperti professor Morrie bilang, kita harus larut selarut-larutnya saat merasakan sesuatu, sehingga kita tahu persis bagaimana rasa itu , dan bisa mengendalikannya.

  6. met kenal mbak…
    aku senang sekali bisa berkenalan dengan seseorang yg religius (interest nya “mengenal sang pencipta” kan?).

    menurutku tidak apa-apa bila seseorang itu ingin berlari. mungkin saja dengan begitu dia bisa mendapatkan makna hidupnya, dengan terus aktif.

    Tuhan sendiri juga tidak pernah berhenti kan? Tuhan tidak akan pernah berhenti menciptakan, merahmati dan Dia pasti sibuk sekali (Maha Sibuk tepatnya ^^). nah, sekarang apakah pantas bila kita beristirahat dan santai2 aja dalam melakukan sesuatu?

    yaa, yang pasti apabila yang kita lakukan itu benar, pasti ada pelajaran yang bisa kita ambil. tidak perduli kita terus berlari sambil sesekali mengambil napas, bagiku itu tidak masalah. Tuhan memberikan kepada manusia sesuai dengan kadarnya kan?

    jadi… no such thing like a though matter. just find the meaning ^^

    dan yang pasti…

    bukan hati yang mengerti makna hidup yang diberikan kepada kita 🙂

    -makasih-

Leave a reply to Denny Cancel reply